Ternyata
kebahagiaan dan kesedihan itu sangat dekat dengan kita. Dalam satu hari gue
merasakannya dan itu tepat tanggal 13 dan 16 Januari 2014 gue kena tipu. Sudah
dua kali gue tertipu dan Alhamdulillah
tidak rugi secara material yang rugi hanya mental sedikit. Ini juga buat
pelajaran gue (jangan percaya sama orang lain erni..ckck)
Cerita yang pertama
Waktu
itu gue jalan-jalan sama mba Fitri seperti biasanya gue menunggu email yang
datang. Email yang datang langsung dari hape langsung gue cek mungkin ada
lowongan kerja baru atau surat
pemanggilan kerja dari perusahaan/rumah sakit yang gue nantikan.
“Klinting”
bunyi BB gue, ternyata ada email yang masuk dan itu sangat-sangat membahagiakan
ada panggilan kerja dari HRD rumah sakit mitra keluarga. Gue inget banget gue
masukin lamaran kerja kesana dan itu penempatannya di Lampung (katanya sih rumah
sakit tersebut buka cabang di Lampung). Gue udah ngayal bisa pulang sekalian ke
rumah bareng saudara gue dan bahagianya lagi dari lampung kerumah gue hanya 7
jam. Rasanya bahagia banget hati ini. Gue gak sabar buka pdf yang belum di baca
gara-gara di hape gue gak bisa kebuka. Setelah gue dapat email tersebut ada sms
yang masuk di hape gue.
Ini bukti SMS penipuannya (dengan no hape 082393322239 |
Gue semakin bahagia. Belum sempet membuka emailnya, BB
gue berbunyi lagi dan ternyata itu komentar-komentar dari teman-teman yang
dapat email surat panggilan tersebut. Mereka berkomentar bahwa itu penipuan,
masak ada surat panggilan yang memesan nomor urut. Gue makin penasaran untuk
membuka surat panggilan tersebut.
Sesampai
di rumah gue langsung membuka surat panggilan tersebut lewat laptop plus
sambungan internet (ya iyalah ernii..hehe). Bener sekali teman masak surat
panggilan ada promo travel segala. Dan itu pastinya pembohongan publik. Astaqfirullah
masih ada orang yang mencari keuntungan diatas porang yang lagi butuh
pekerjaan. Itu sih gak seberapa penipuannya. Dan lebih parah lagi adalah cerita
gue kedua.
Cerita yang kedua
Saat
itu gue sedang menjelah dunia maya, sepeti biasa liat-liat sinopsis drama
korea, lowongan kerja dan info pendaftaran kuliah. Lagi asyik-asyiknya di depan
leptop hape gue berbunyi. Nomor tidak di kenal dan dilanjutkan sms. Sms itu
sangat membuat gue syok bahagia sms dari dr Edwin PD 3 FK Undip (Penipu
Pertama). Ini yang disebut bahagia banget. Gue dapet sms untuk pergi ke Bali di
acara seminar gizi dari dikti. Siapa yang gak bahagia. Sempat sih logika
berpikir gue jalan, tapi itu semua terkalahkan oleh kesenangan hati gue. Bali
boook....Balii.... Katanya gue bisa dapat transport gratis lagi dan gue di
suruh memberikan alamat rumah untuk diantarkan undangannya dan nomor rekening
untuk biaya transportasi. Gue di suruh konfirmasi ke Pak Rektor (Penipu kedua).
Jantung gue dek-dekan begitu cepat gak sanggup bicara dan akhirnya yang
menelpon pak rektor mbakku.
Ini no hape dr. Edwin palsu 081511358698 |
Sekitar
jam satu siang gue di sms nomor suratnya dan gue juga ditelepon oleh si penipu
tersebut.
Penipu
(yang mengaku dr. Edwin pd 3 FK Undip): Mba, di sana ada atm terdekat tidak?
Gue
(dengan muka terhipnotis): Jauh pak ( dan memang untungnya jauh).
Penipu:
Mba, sisa saldo di rek mba berapa? Ini nanti buat pertanggung jawaban di
atasan.
Gue:
100 ribu, Pak (dengan wajah senyum-senyum malu).
Penipu:
Mba, gak ada no rek lain selain di muamalat?, seperti mandiri atau BNI? Biar
enak transfernya.
Gue:
Gak ada mba, tapi kalau nomor rek saudara atau teman boleh tidak? (dodol banget)
Penipu:
Boleh-boleh (dengan suara seneng)
Tanpa
sadar atau gue dipengaruh hipnoptis si Bapak tersebut. Gue berusaha mencari
nomor rek mandiri, dari mulai no rek saudara (Saudara gue seneng banget, gue
mau ke Bali..Bali book) sampai no rek teman dan tetangga ckck (gue bener-bener
merasa begok). Untungnya mbakku dan mba Fitri lagi pergi, otomatis gue gak ada
yang bantu. Gue mulai putus asa dan gue selalu berdoa ( Ya Allah semoga ini
rezeki..sampai segitunya coba ckck). Di tengah-tengah pencarian nomor rek,
akhirnya mba Fitri datang. Gue langsung memeluknya dan langsung menanyakan dia
ada nomor rek mandiri tidak. Mba Fitri mulai menyadarkan gue. Dia menipuk
pundak gue dan menyuruh gue duduk. Dia menenangkan dan menyadarkan logika
berpikir gue.
Mba
Fitri: Erni..Sadar...ayo kamu ceritakan kenapa kamu bisa ke Bali.
Gue:
Aku di sms PD 3 FK (Penipu Pertama) buat ke Bali untuk seminar dan aku di suruh
untuk konfirmasi pak rektor (Penipu kedua).
Mba
Fitri: Nah, sekarang kamu pikirin deh, gak mungkin pak rektor terjun langsung
buat kamu ikut seminar itu.
Gue:
Iya sih mba. Aku sempet mikir gitu, toh ada dosen-dosen gizi. Kok gak melalui
mereka.
Mba
Fitri: Itu dia..Kamu itu ketipu bener deh..Kalau kamu nanti ke ATM, kamu bakal
dihipnotis dan tanpa sadar mentransfer semua uang di ATMmu ke nomor rek mereka.
makanya mereka minta no rek Mandiri karena mereka ada no rek itu.
Gue: Iya ya mba (Gue mulai sadar)....astagfirullah aku ketipu.. Mah (mbakku) juga ke
tipu, untung ada mba Fitri.
Mba
Fitri: Kamu kan masukin lamaran kerja secara online dan data-datamu sudah
tersebar luas, itu dimanfaatin orang untuk nipu. Kamu harus hati-hati.
Gue:
Iya mba..huhu..
Gue
langsung inget saudara-saudara gue di rumah yang sudah tahu bahwa gue ke Bali.
Gue harus cepet konfirmasi bahwa itu penipuan, nanti mereka cerita-cerita ke
tetangga. Malulah gue gak jadi ke Bali. Gue cepet-cepet menelpon mereka.. gak
jadi ke Bali book..Bye Bali..Haha
Dibalik
cerita tersebut, gue mengambil hikmahnya. Semoga ini sebagai pembelajaran gue
agar gue tidak tertipu lagi untuk kedepannya. Dan gue tetep harus bersyukur
dalam keadaan gimana pun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar