Okey, saya akan mulai menceritakan lagi hal-hal konyol yang
terjadi dikehidupan saya (intoduction) :D
Pagi hari yang cerah (Bogor, 5 Desember 2014)
Saya bisa merasakan rasa senang yang luar biasa saat teman
mengatakan “aku besok pulang lo”. “jangan kau pikirkan perjalanannya seperti
apa” yang penting senang dulu.
Saya dan seorang teman sebut saja namanya Ecarg merencanakan
untuk pulang ke Yogyakarta. Alasan pulang ke Yogyakarta untuk menghadiri acara
saudari wisuda dan pernikahan seorang teman di Purwokerto. Rencana pulang hanya 3 hari termasuk perjalanan. Hari pertama perjalanan Bogor-Jogya, hari kedua acara wisuda dan kumpul
keluarga, dan hari terakhir acara
pernikahan dan pulang (pwt-bogor). Senang dan lelah menjadi satu, teman.
Bukti Tiket Kereta API |
Tiket kereta api sudah kami beli satu bulan yang lalu dengan
harga tiket yang sangat murah (sedih, denger subsidi tiket kereta api bakal di
hentikan padahal baru merasakan tiket murah). Harga kereta api dari Jakarta
(stasiun senen) sampai Jogyakarta (stasiun lempuyangan) tarif Rp. 55.000 dan
harga tiket dari stasiun Purwokerto ke Jakarta Rp. 35.000. Tapi masih ada biaya
kereta api dari Jogyakarta sampai Purwokerto yaitu Rp. 145.000. Mau hemat nyatanya belum. Hehehe
Pada hari keberangkatan inilah sesuatu hal terjadi.
“Kita berangkat jam
07.30 WIB ya” Malam harinya sebelum keberangkatan.
Pada akhirnya kami
berangkat jam 08.30 WIB, Molor dari rencana yang sudah ditentukan dan apa yang
terjadi terjadilah, kemungkinan ketinggalan kereta. Kami
sudah membayangkan sambil tersenyum jika kami ketinggalan kereta kami akan
menangis di pojokan kereta terus memohon sama satpamnya “Izin kan kami menaiki
kereta, Pak”.
Jam menunjukkan 10.30 WIB di dalam KRL menuju Stasiun Pasar Senen. Wajah kami tidak menunjukkan keceriaan lagi. Kami mulai sibuk dengan
pikiran masing-masing. Pikiran tersebut masih seputar kereta api. Kereta api
akan meninggalkan kami dan kami akan menangis di pojokan akan terbukti.
Sampai di Stasiun Gondang Dia, kami buru-buru mencari Bajaj
untuk menuju Stasiun Pasar Senen. Tarif Bajaj Rp. 25.000, harga tersebut sudah kami
tawar dengan harga awal Rp. 35.000 (biasalah ya emak-emak). Waktu telah
menunjukkan 10. 45 WIB Tinggal 3 menit lagi kereta akan berangkat. Di
tengah-tengah keputusasaan, kami masih
berdoa semoga keretanya menunggu kami. Semoga kami masih diberikan kesempatan
waktu.
Tiba di Stasiun Senen, jam menunjukkan pukul 11.00 WIB. Langkah
kami mulai tergopoh-gopoh dengan sedikit berlari kami menuju pintu masuk kereta
stasiun senen dengan menyiapkan tiket dan KTP asli. Kami kurang beruntung,
teman. Kereta sudah berangkat 10 menit yang lalu. Dengan langkah lungai kami
keluar dari stasiun tersebut. Muka kami menunjukkan muka putus asa tapi kami yakin
masih bisa pulang ke Yogya bagaimanapun caranya “ masih banyak jalan
menuju roma”.
Kami mulai bertanya
kepada teman-teman kosan dan mbah google “cara pulang ke yogya”. Ada dua cara
untuk pulang ke Yogya, yaitu menaiki Travel Jakarta-Jogya atau Bus luar kota.
Jarang sekali ada Travel dari Jakarta-Yogya. Paling di mbah google adanya travel
tangerang-yogya dan waktu keberangkatan jam 6 sore. Kami masih mencari waktu
keberngkatan jam 3 sore agar kami tidak berlama-lama di stasiun senen.
Sepertinya jalan terakhir adalah menuju terminal. Tapi masih bingung terminal
apa yang ada bus luar kotanya? Apakah terminal senen, atau terminal lebak bulus
dan terkahir penarian ada terminal rawamangun. Alhamdulillah kami menemukan
blog cara mudik bus dengan nyaman dan testimoni-testimoni lainnya. Pilihannya adalah Terminal Rawamangun.
“Masih ada yang lebih susah dari kita” Kata Ecarg biar kami tetap semangat.
Jam menunjukan 13.00 WIB, Langkah kami mulai semangat lagi untuk
menuju Terminal Rawamangun. Transportasi yang kami gunakan dari Stasiun Pasar Senen
ke Terminal Rawamangun adalah Bajaj lagi tarif Rp. 25.000. Alhamdulillah
abangnya mau mengantarkan kami ke Rawamangun. Soalnya dari statiun senen ke
terminal Rawamangun lumayan jauh dan macet.
Sesampainya di Terminal Rawamangun kami mulai mencari bus
yang akan mengantarkan kami pulang. Ternyata jam 15.00 WIB tidak ada
keberangkat Bus ke Yogya, jam segitu adanya Bus Solo. Waktu keberangkatan Bus
Jogya jam 16.30 WIB itu katanya dan harga Bus Kramat Jati yang kami naiki
seharga Rp. 170.000, 00.
Masih ada waktu tersisa untuk menunggu keberangkatan bus
bukan kereta lagi, teman. Kami mencari tempat yang aman dan nyaman. Masjid,
bro. Kami menenangkan hati dan pikiran dan saya tidur dulu sebelum berangkat :D
Tidak disana saja perjuangan kami untuk pulang. Kami harus
menunggu Bus Kramat Jati yang tidak tepat waktu (Oh begitu rasanya menunnggu
yang pasti akan datang). Saya sudah memberikan tips menunggu yang asyik kan,
teman. Ada tambahan menunggu yang asyik, yaitu tebak lagu (berpacu dalam
melodi).
Akhirnya, teman. Bus pun datang jam 6 sore. Kami menyambut
bus dengan keceriaan luar biasa. Kami butuh duduk dan tidur dengan nyaman. Kami
menunggu datangnya pagi sehingga kami bisa menyambut kota yang nyaman yaitu
“YOGYA”.
Ada Hal yang menjadi pelajaran yang kami ambil dengan perjalanan
ini, yaitu waktu. Waktu pasti berjalan dan bahkan bisa meninggalkanmu jika kamu
terlambat. Kamu bisa memperbaiki waktu berikutnya jika kamu yakin bisa.
SEE YOU