Selasa, 16 Desember 2014

Tak ada Kereta, Bus pun Jadi

Okey, saya akan mulai menceritakan lagi hal-hal konyol yang terjadi dikehidupan saya (intoduction) :D

Pagi hari yang cerah (Bogor, 5 Desember 2014)

Saya bisa merasakan rasa senang yang luar biasa saat teman mengatakan “aku besok pulang lo”. “jangan kau pikirkan perjalanannya seperti apa” yang penting senang dulu.

Saya dan seorang teman sebut saja namanya Ecarg merencanakan untuk pulang ke Yogyakarta. Alasan pulang ke Yogyakarta untuk menghadiri acara saudari wisuda dan pernikahan seorang teman di Purwokerto. Rencana pulang hanya 3 hari termasuk perjalanan. Hari pertama perjalanan Bogor-Jogya, hari kedua acara wisuda dan kumpul keluarga, dan  hari terakhir acara pernikahan dan pulang (pwt-bogor). Senang dan lelah menjadi satu, teman.
Bukti Tiket Kereta API
Tiket kereta api sudah kami beli satu bulan yang lalu dengan harga tiket yang sangat murah (sedih, denger subsidi tiket kereta api bakal di hentikan padahal baru merasakan tiket murah). Harga kereta api dari Jakarta (stasiun senen) sampai Jogyakarta (stasiun lempuyangan) tarif Rp. 55.000 dan harga tiket dari stasiun Purwokerto ke Jakarta Rp. 35.000. Tapi masih ada biaya kereta api dari Jogyakarta sampai Purwokerto yaitu Rp. 145.000. Mau hemat nyatanya belum. Hehehe

Pada hari keberangkatan inilah sesuatu hal terjadi.
 “Kita berangkat jam 07.30 WIB ya” Malam harinya sebelum keberangkatan.

Pada akhirnya kami berangkat jam 08.30 WIB, Molor dari rencana yang sudah ditentukan dan apa yang terjadi terjadilah, kemungkinan ketinggalan kereta. Kami sudah membayangkan sambil tersenyum jika kami ketinggalan kereta kami akan menangis di pojokan kereta terus memohon sama satpamnya “Izin kan kami menaiki kereta, Pak”.

Jam menunjukkan 10.30 WIB di dalam KRL menuju Stasiun Pasar Senen. Wajah kami tidak menunjukkan keceriaan lagi. Kami mulai sibuk dengan pikiran masing-masing. Pikiran tersebut masih seputar kereta api. Kereta api akan meninggalkan kami dan kami akan menangis di pojokan akan terbukti.

Sampai di Stasiun Gondang Dia, kami buru-buru mencari Bajaj untuk menuju Stasiun Pasar Senen. Tarif Bajaj Rp. 25.000, harga tersebut sudah kami tawar dengan harga awal Rp. 35.000 (biasalah ya emak-emak). Waktu telah menunjukkan 10. 45 WIB Tinggal 3 menit lagi kereta akan berangkat. Di tengah-tengah keputusasaan, kami  masih berdoa semoga keretanya menunggu kami. Semoga kami masih diberikan kesempatan waktu. 

Tiba di Stasiun Senen, jam menunjukkan pukul 11.00 WIB. Langkah kami mulai tergopoh-gopoh dengan sedikit berlari kami menuju pintu masuk kereta stasiun senen dengan menyiapkan tiket dan KTP asli. Kami kurang beruntung, teman. Kereta sudah berangkat 10 menit yang lalu. Dengan langkah lungai kami keluar dari stasiun tersebut. Muka kami menunjukkan muka putus asa tapi  kami yakin  masih bisa pulang ke Yogya bagaimanapun caranya “ masih banyak jalan menuju roma”.

Kami mulai bertanya kepada teman-teman kosan dan mbah google “cara pulang ke yogya”. Ada dua cara untuk pulang ke Yogya, yaitu menaiki Travel Jakarta-Jogya atau Bus luar kota. Jarang sekali ada Travel dari Jakarta-Yogya. Paling di mbah google adanya travel tangerang-yogya dan waktu keberangkatan jam 6 sore. Kami masih mencari waktu keberngkatan jam 3 sore agar kami tidak berlama-lama di stasiun senen. Sepertinya jalan terakhir adalah menuju terminal. Tapi masih bingung terminal apa yang ada bus luar kotanya? Apakah terminal senen, atau terminal lebak bulus dan terkahir penarian ada terminal rawamangun. Alhamdulillah kami menemukan blog cara mudik bus dengan nyaman dan testimoni-testimoni lainnya.  Pilihannya adalah Terminal Rawamangun.

“Masih ada yang lebih susah dari kita” Kata Ecarg biar kami tetap semangat.

Jam menunjukan 13.00 WIB, Langkah kami mulai semangat lagi untuk menuju Terminal Rawamangun. Transportasi yang kami gunakan dari Stasiun Pasar Senen ke Terminal Rawamangun adalah Bajaj lagi tarif Rp. 25.000. Alhamdulillah abangnya mau mengantarkan kami ke Rawamangun. Soalnya dari statiun senen ke terminal Rawamangun lumayan jauh dan macet.

Sesampainya di Terminal Rawamangun kami mulai mencari bus yang akan mengantarkan kami pulang. Ternyata jam 15.00 WIB tidak ada keberangkat Bus ke Yogya, jam segitu adanya Bus Solo. Waktu keberangkatan Bus Jogya jam 16.30 WIB itu katanya dan harga Bus Kramat Jati yang kami naiki seharga Rp. 170.000, 00.

Masih ada waktu tersisa untuk menunggu keberangkatan bus bukan kereta lagi, teman. Kami mencari tempat yang aman dan nyaman. Masjid, bro. Kami menenangkan hati dan pikiran dan saya tidur dulu sebelum berangkat :D

Tidak disana saja perjuangan kami untuk pulang. Kami harus menunggu Bus Kramat Jati yang tidak tepat waktu (Oh begitu rasanya menunnggu yang pasti akan datang). Saya sudah memberikan tips menunggu yang asyik kan, teman. Ada tambahan menunggu yang asyik, yaitu tebak lagu (berpacu dalam melodi).

Akhirnya, teman. Bus pun datang jam 6 sore. Kami menyambut bus dengan keceriaan luar biasa. Kami butuh duduk dan tidur dengan nyaman. Kami menunggu datangnya pagi sehingga kami bisa menyambut kota yang nyaman yaitu “YOGYA”.


Ada Hal yang menjadi pelajaran yang kami ambil dengan perjalanan ini, yaitu waktu. Waktu pasti berjalan dan bahkan bisa meninggalkanmu jika kamu terlambat. Kamu bisa memperbaiki waktu berikutnya jika kamu yakin bisa.

SEE YOU


Read More




Sabtu, 05 April 2014

Mau Sehat Harus Sabar

Kemarin saya ikut menemani kakak untuk merubah askes (punya saudara sepupu yang sakit) ke BPJS. Baru tahu BPJS dan JKN itu apa. Buru-buru mau daftar JKN nih :D....

 Program pemerintah yang baru-baru ini adalah solusi yang  untuk meringankan beban biaya pengobatan. Dulu program kesehatan berbentuk kartu askes (asuransi kesehatan), jamsostek, jamkesmas, dan lain-lain. Terhitung Januari 2014 pemerintah meluncurkan dan membuka program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan ini adalah BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Untuk lebih jelas langsung ke TKP.

Saya baru tahu lho sebenarnya pemerintah mewajibkan untuk mengikuti program JKN dan  membayar iuran jaminan. Loh, lalu bagaimana yang tidak mampu membayar iuran (miskin)? Pemerintah menggolongkan jaminan kesehatan menjadi Penerima Bantuan Iuran (PBI). Jadi yang bayar perbulan itu untuk membantu masyarakat yang tidak mampu (berpikir postif, pemerintah tidak akan mengambil tanpa izin (korupsi) uang BPJS). Semua harus berubah haluan ke BPJS termasuk pekerja/BUMN dll. Iuran jaminan yang dibayarkan tergantung kelas perawatan, ya kalau mau kelas I perawatannya iuran lebih besar (50K) daripada kelas III (22.2K). Mungkin, iuran ini berbeda di setiap wilayah kalau di Yogyakarta untuk perawatan kelas I itu 60K, kelas II 40K, dan kelas III 25K. 

Antre JKN
Menurut pendapat saya program pemerintah ini cukup bagus, tapi bagamina dengan prosedur dan birokrasinya? Masyaalllah harus bener-bener sabar. Saya dan kakak menunggu 5 jam dari jam 08.00 pagi di RS Sardjito untuk menemui sang dokter. Kalau yang sakit parah sudah tepar duluan dah gak sanggup antre. Bukan di RS saja yang antre, di kantor BPJSnya kita juga harus sabar antre (untuk merubah askes ke JKN). 

Ya memang prosedurnya seperti itu menurut saya, awalnya. Tapi setelah kesana-sananya pemikiran saya berbeda lagi. Ini birokrasinya kok puanjang banget. Setiap kita mau ke rumah sakit dan memakai kartu sehat kita harus antri 5 jam dulu baru ketemu dokter. Itu sih menurutku tidak wajar. Harus dibenahi birokrasinya.

Oke saya simpulkan “kesehatan memang mahal harganya” dan “harus sabar itu kuncinya” Semoga program kesehatan ini membantu masyarakat untuk menjadi orang sehat*Eh


Salam Sehat (SS)
Read More




Jumat, 14 Maret 2014

Arti Sebuah Nama

Seminggu yang lalu gue mendapatkan kabar bahagia bahwa keponakan gue baru lahir dan berjenis kelamin perempuan. Dua harinya kemudian gue diminta untuk turut andil memberikan sebuah nama. Ini membuat  mengingatkan gue pada pengalaman tentang arti sebuah nama.

 Pernah dengar kalimat "Apalah arti sebuah nama". Ternyata lo ya salah satu arti dari sebuah nama adalah doa, bukan berarti yang namanya tidak ada arti khusus (dalam islam atau yang lain) tidak di doakan yaa. Gue bangga punya nama Erni Rukmana walau pun tidak ada arti khusus. Gue pun memberikan arti “Wanita Cantik” Haha. Kalau kata temen gue “Erni, kalo orang cantik itu tidak akan menyatakan bahwa dirinya cantik, jadi eloe itu.....”. Gue tidak ingin melajutkan kalimat tersebut, itu menyakitkan --__---.

Lanjut cerita saja.
Gue berniat ingin memberikan nama untuk anak gue kelak nama islami dan yang mempunyai arti. Itu karena sebuah pengalaman gue di zaman SMA. Gue dulu SMA di Al-Kautsar Bandar Lampung (Hoho Promosi). Pertama kalinya gue sadar tentang arti sebuah nama adalah saat perkenalan.

Mentor: Ayo anak-anak di mulai dari depan silahkan memperkenalkan namanya.
Anak A: Nama saya Nailil.
Mentor: Nailil, lahirnya di malam hari. Oke selanjutnya.
Anak B: Nama saya Husna.
Mentor: Nama yang indah dan mempunyai arti keindahan. Selanjutnya
Gue: Nama saya Erni.
Mentor: *Diam. Selanjutnya,
Gue: --__--

Mulai saat itu gue sadar bahwa nama itu mempunyai arti dan gue pun ingin memberikan nama-nama pada anak gue kelak yang bermakna serta mempunyai doa dan harapan.
Balik ke cerita keponakan gue. Ketiga kalinya gue ikut andil memberikan nama keponakan gue. Nama-nama tersebut adalah
  1. Khansa Nur Azzahra. Semoga menjadi seperti khansa wanita pemberani di zaman Rasulullah dan seperti Fatimah Azzahra anak Rasulullah.
  2. Hayfa Aisha Faraza. Hayfa punya arti lembut suaranya dan Aisha dari kata Aisyah istri Rasulullah.
  3. Hafiza Nur Afifa yang mempunyai arti kebaikan yang memancarkan kebaikan dan semoga menjadi anak yang bisa menghafal/hafiz Alqur’an.

Untuk keponakan pertama gue. Ummi dan abinya memberikan nama “Allya Azzulfa” yang mempunyai arti wanita berkedudukan tinggi.


Untuk mencari nama yang cantik dan punya arti yang bagus itu mudah-mudah susah banyak bingungnya. Salah satu caranya  liat internet dengan keyword "Nama nama bayi islami" atau yang lebih bagus lagi bertanya ke Kiayi, Nyai, ustad, ustadzah setempat..hehe

Mengutip kalimat di atas  "Nama adalah doa, bukan berarti yang namanya tidak ada arti khusus (dalam islam atau yang lain) tidak di doakan yaa". Setiap bayi yang lahir pastilah orang tuanya memberikan doa dan  harapan untuk anaknya kelak. Untuk itu kita punya tanggung jawab menjadikan doa dan harapan orang tua menjadi nyata. Semoga kita menjadi yang diharapkan orang tua kita menjadi anak soleh soleha dan berbakti kepada orang tua, nusa dan bangsa.  Aamiin...
Read More




Selasa, 11 Februari 2014

Bersahabat dengan Alam Jilid 2

Masih menceritakan alam. Ini tulisan yang aku simpan tiga tahun yang lalu. Sayang kalau hanya di simpan tanpa di publikasikan. Dari dulu sampai sekarang kita dengan alam saling berbagi dan menemani.

Tanggal 15-10-2010 

“Maaf jika aku salah”
“Jangan salah kan siapa-siapa, keadaanpun tak salah dengan keadaa ini.
“Aku sudah mengotorimu dengan keaadanku yang begini, membuatmu tak enak untuk dipandang”.
“Yah, kadang aku menyalahkan kalian, dengan tumpukan-tumpukan yang berserakan di tubuhku ini. Tapi aku tak mampu untuk memarahi kalian apalagi untuk menyingkirkan kalian dari sini”.

Sayup-sayup ku dengar cerita yang menyedihkan dari bawah badan ku ini. Aku ingin menangis melihatnya. Tapi aku juga ingin menangis dengan keadaanku seperti ini. Teman-temanku semua pergi. Aku juga ingin menyalahkan siapa. Berlahan-lahan semua mati dan kotor. Hujan pun mulai deras sampai akar-akar ku pun tak mampu untuk menampung air yang dicurahkan awan.

Andaikan sampah, sungai dan pohon dapat berbicara dia akan mengatakan seperti itu. Tak sadarkah kita dengan semuanya. Mereka memang tak hidup seperti kita, tapi sampah, sungai, dan pohon ingin diperhatikan layaknya manusia. Perasaan manusia harusnya lebih peka dari pada makhluk lain, ataupun benda yang tak bernyawa (gak peka). Kalau terus seperti ini keadaanya bukan ramalan tapi kenyataannya Jakarta akan banjir kemungkinan sampah-sampah yang ada akan menumpuk disungai. Mau kemanakah penduduk Jakarta?


Ayo kita harus lebih sensitif dengan keadaan negeri ini. Bicara dan menulis lebih mudah dari pada melakukannya. Tapi setidaknya kita harus berusaha untuk melestarikan alam yang kita cintai. Kita mencintai alam dan alampun mencintai kita.
Read More




Selasa, 04 Februari 2014

Bersahabat dengan Alam

Terlihat indah saat semuanya tenang
Akhir-akhir ini alam selalu tampak  marah. Bagaimana cara kami untuk membuat alam tenang? Kami ingin bersahabat dengannya.  Saat alam marah semuanya akan menjadi bencana. Bencana banjir, gunung meletus, gempa bumi, dan kemarau yang berkepanjangan. Kami tahu semuanya karena perbuatan kami. Apakah kita tak bisa saling memaafkan? Biar semua menjadi baik tanpa ada rasa gelisah. Sepertinya Tuhan mengerti bahwa manusia sering ingkar janji sehingga alam pun belum ingin bersahabat dengan kami.

Perjalanan Semarang-Yogyakarta (31 Januari 2014) dengan ditemani alunan lagu dari musisi jalanan. 

Lagu dari ebiet "Berita kepada Kawan"

Perjalanan ini, Trasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak dudukDisampingku kawan
Banyak ceritaYang mestinya kau saksikan, Di tanah kering bebatuan
Tubuhku terguncang, Dihempas batu jalanan
Hati tergetar menatap kering rerumputan, Perjalanan ini pun
Seperti jadi saksiGembala kecil
Menangis sedih ...
Kawan coba dengar apa jawabnya, Ketika di kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama matiDitelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut, Kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombakKepada matahari
Tetapi semua diam, Tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiriTerpaku menatap langit
Barangkali di sana, ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana, Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita, Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
 Atau alam mulai enggan, Bersahabat dengan kita coba kita bertanya dengan rumput yang bergoyang

Lagunya mengingatkan kita betapa alam begitu marah kepada manusia. Manusia sering membuat alasan dengan menyalahkan alam yang sudah tua. Bukan salahnya menjadi tua, karena semua kehidupan akan bertambah usia tinggal bagaimana kita merawatnya. Semoga kita bisa bersahabat dengan alam. Ujian di bulan-bulan ini kita hadapi dengan kesabaran.



Read More




Selasa, 28 Januari 2014

RUMAH

Gue suka lagunya God Bless (Rumah kita) sedikit liriknya yaa..
Lebih baik di sini, rumah kita sendiriSegala nikmat dan anugerah yang kuasaSemuanya ada di siniRumah kita
Home sweet home

Gue dulu dan sekarang tidak jauh bebeda. Hobinya di rumah berpotensi banget jadi satpam rumah. Hehe. Jangan heran kalau ditanya gue dimana? Pasti banyakan jawabannya di rumah, tidak perlu jauh-jauh mencari gue di hutan atau di mana pun insyaalah ada dirumah.

Gue anak rumahan. Gue sangat suka rumah (rumah disini pun termasuk kosan) dan suka kenyamanan yang disediakan rumah. Apalagi kalau lagi gak ada duit, ya jelas pasti ada di rumah. Jarang bosen kalau di rumah mah. Ya mungkin ada  rasa bosennya, tapi itu jarang sekali.

Dari pada nggak jelas kemana dan menghabiskan waktu yang tidak bermanfaat lebih baik dirumah. Contohnya waktu tidak bermanfaat buat gue waktu classmeeting (waktunya bermain-main setelah ujian di sekolah), gue lebih memilih di rumah. Kabur dari sekolah Cuma mau di rumah. Ckck. Sampai-sampai temen smp gue datang ke rumah gara-gara gue gak ikut clas meeting.
“Ckck..Erni pantesan putih..di rumah mulu..Ayo sekolah”

Pilihan ini juga yang gue ambil, lebih baik di rumah dari pada berlama-lama di sekolah menunggu bel masuk. Kata temen gue itu bukan erni banget kalau erni datang lebih awal di sekolah atau bisa di bilang “mimpi apa erni semalam datangnya jam 6.30"
Coba ngapain juga di sekolah menunggu 30 menit lebih. Gue di rumah bisa bangun siang- beres2 rumah-mandi-baru berangkat sekolah. Perkiraan 10 menit sudah sampai di sekolah. Belajar. Pulang. Rumah lagi.

Mungkin bukan gue aja yang anak rumahan, karena saudari-saudara gue pun kayak gue. Hehe

Lanjut..Apa sih manfaat di rumah. Kok betah banget di rumah???
  1.    Di rumah kita bisa berkreasi sendiri dari mulai membaca buku, menonton (hobi banget nonton sampai-sampai dimana ada erni disitu ada tv), berkhayal dan pastinya tidur.  
  2.  Pastinya tidak mengeluarkan banyak uang (Hemat)
  3. Tidak banyak bergosip ria. Menunggu bersama seseorang akan menjerus pada mengobrol. Mengobrol ujung-ujungnya ngomongin orang (nggak semua kayak gini, tapi kebanyakan..hehe).
  4.   Lebih banyak waktu dengan keluarga. Otomatislah kita lebih banyak waktu saling bercanda, makan bareng dan bercerita ria.
    Berkumpul dengan keluarga
  5.  Rumah menjadi rapi. Soalnya beres-beres rumah mulu. Hehe
Ada hal yang tidak bagus kalau kita di rumah mulu.

Bagi cerita. Ini cerita pertama.
Gue dan saudari gue bukan orang tetap rumahan, dari sma sampai kuliah sudah di kota orang. Waktu di rumah pun hanya setahun dua kali. Di rumah  kami tidak menampakkan diri di luar. Kalau di luar sekedar menjaga toko, toko pun ada di depan rumah. Ya gak jauh-jauh dari rumah. Kita bantu-bantu di toko Cece (saudari gue). Orang-orang yang beli di toko tidak percaya kalau kami anak Pak Syaifuddin tahunya karyawan baru Cece. Haha..
Sampai-sampai bapak bilang“Kalian berdua coba jalan-jalan sana bawa papan nama yang bertulisan anak  Syaifuddin biar orang tahu” ----____-----

Cerita kedua.
Ada seorang temen smp yang sudah lama tidak bertemu dan tidak tahu gue saudari Cece bertanya ke temen yang sudah lama bekerja di sana “Erni sudah kerja di toko ini ya? Kok dia disini terus?  Haha


Ini akibat orang yang jarang di luar rumah. Hikmah di balik cerita ini adalah  kita perlu keluar rumah walau pun hobinya di rumah untuk berinteraksi sama orang lain dan memunculkan ide-ide segar sambil merefresh otak yang bosan melihat pemandangan itu-itu aja. Kalau mau keluar rumah lebih enak travelling dengan teman-teman. Waktu yang di luar rumah harus yang bermanfaat. Tidak harus di rumah terus bukan??
Read More




Rabu, 22 Januari 2014

Surat Untukmu

“Hai, Hello, Eh, mmm, kamu”, Entah apa lagi yang akan aku katakan ketika aku bertemu denganmu nanti. Yah, entahlah aku pasti bingung menyapamu.

“Malu”, cocok untuk ekspresiku ketika aku bertemu denganmu nanti. Walau pun aku tidak akan tahu ekspresi mukaku seperti apa, tapi aku masih berharap untuk bertemu denganmu.
Takdir. Semuanya takdir yang akan menyusun cerita tentang aku dan kamu. Ketika takdir mempertemukan kita lagi, hanya satu kata inginku ucapkan yang sudah terlalu lama tersimpan dihati.

“Maaf.”
Maaf karena tidak memberimu peluang dalam hidupku. Tapi sebenarnya dalam hatiku. Kamu berhak untuk menyukaiku dan menyayangiku, karena hatiku mulai tumbuh karena dirimu.
Tapi itu semua mungkin tidak akan berarti lagi untukmu. Mungkin, engkau akan mengatakan kepadaku.“Kamu memainkan hatiku.” Aku akan menerima kata-kata itu dan sekali lagi “Maaf”. Setelah itu, baru aku bisa menjalani hidupku tanpa beban. Aku, kamu dan semua orang tidak akan tahu jodoh itu seperti apa. Mungkin suatu saat nanti, kita bisa menjadi teman dan mempunyai pasangan yang akan mencintai kita dengan perasaan yang tulus.



Cukupkah jika hanya seorang pria mencintaimu  sedangkan kamu tidak mencintainya? Menurutku itu tidak cukup, karena mungkin saja suatu saat nanti ada seseorang yang mencintai kita dan kita juga mencintainya dengan perasaan yang tulus. Menerima segala kekurangan dan kelebihan kita.

Read More




Selasa, 21 Januari 2014

Backpaker Gunung Kidul (Pantai Ngobaran dan Ngerenahan)

Hari sabtu tanggal 13 Januari, traveler Gunung Kidul bermula dari mengembalikan jaket Gisca yang di pinjem Grace. Gue ngikut nemenin dia, sekalian pengen tahu rumah Gisca dan seberapa jauhnya Gunung Kidul dari kota Yogya. Ternyata jauh book..ya sekitar satu jam’an. Belum waktu kami nyasar. Wajar nyasar sih, dua makhluk yang tak tauh arah. Haha.

Perjalanan dimulai dari jam 9 pagi. Kami tidak langsung ke arah Gunung Kidul. Kami masih mencari rumah sakit PKU yang baru, kali aja ada lowongan kerja. Rumah sakit yang di tuju tidak kami temukan. Kami pun mulai nyasar dan menjelajahi daerah Sleman dan Bantul, akhirnya jalan pulang pun ditemukan (yee). Kami ke jalan yang benar jalan arah wonosari. Perjalanan ke arah gunung Kidul curam berliku dan banyak mobil truk. Kalau gue sendiri gue gak bakal berani. Lama banget tujuan kami. Gue berharap cepet sampai tujuan, ternyata kami sempet nyasar ke Kota Wonosari. Grace lupa rumah Gisca, dia cuma berpatokan rumah sakit di depan rumah Gisca.

Alhamdulillah sampai. Kami pun di sambut dengan empat anjing lucu punya Gisca. Dia baru selesai memandikan anjing-anjing kesayangannya. Gue yang trauma anjing (dulu sempet dikejar anjing waktu olahraga pagi) langsung naik kursi. Anjingnya Gisca, ingin berkenalan sama kami. Yah, namanya juga takut. Kami nyuekin sambutan hangat anjing-anjing itu.

 Sebenarnya kami menunggu teman-teman dari Semarang, karena mereka pulang sore kami pun berencana jalan-jalan duluan. Kami ingin pergi ke pantai. Gunung Kidul kan terkenal dengan pantai-pantai yang indah. Hari sabtu banyak para wisatawan pergi ke Pantai, kami inginkan pantai yang bagus dan masih sepi pengunjung. Keputusan pun pergi ke pantai Ngobaran. Pantai yang ada candinya dan batu-batu besar. Wah subhanaallah banget indahnya.. Pantainya kayak Bali.

Yuk kita intip foto-foto kami...

Keindahan Pantai Ngebaran
Pantai Ngobaran dihiasi batu-batu besar. Semakin membuat cantik pantai

 
Deburan ombak pantai Ngobaran
Indahnya laut yang biru



Kita turun untuk melihat batu-batu besar nan cantik
Asli cantik banget
Waktunya berfose
Cantik yaa..
Lanjut ke Pantai Ngerenehan (tapi sayangnya gak ada dokumentasinya)

Di samping pantai Ngebaran ada pantai Ngerenahan. Pantai Ngerenahan di sebut juga pantai nelayan disana tempat nelayan menangkap ikan dan banyak perahu nelayan.

Hari mulai sore kami pun pulang. Kami pulang kerumah Gisca terlebih dahulu untuk meminta foto dari hapenya. Kami pun di suguhi makan, karena perut yang lapar kami pun menerima tawarannya untuk makan. :D

Senangnya hari ini. Sabtu malam ini masih ada satu traveller lagi. Kami akan pergi ke Dieng Wosobo. Wah pasti seru banget. Ya iya dong...hehe


Perjalanan itu bisa menambah rasa syukur kita. Betapa indahnya ciptaaan yang Maha Kuasa.
Read More




Senin, 20 Januari 2014

Penipuan Lowongan Kerja (Anda mau ke Lampung dan Bali)

Ternyata kebahagiaan dan kesedihan itu sangat dekat dengan kita. Dalam satu hari gue merasakannya dan itu tepat tanggal 13 dan 16 Januari 2014 gue kena tipu. Sudah dua kali gue tertipu dan  Alhamdulillah tidak rugi secara material yang rugi hanya mental sedikit. Ini juga buat pelajaran gue (jangan percaya sama orang lain erni..ckck)

Cerita yang pertama

Waktu itu gue jalan-jalan sama mba Fitri seperti biasanya gue menunggu email yang datang. Email yang datang langsung dari hape langsung gue cek mungkin ada lowongan kerja baru atau  surat pemanggilan kerja dari perusahaan/rumah sakit yang gue nantikan.

“Klinting” bunyi BB gue, ternyata ada email yang masuk dan itu sangat-sangat membahagiakan ada panggilan kerja dari HRD rumah sakit mitra keluarga. Gue inget banget gue masukin lamaran kerja kesana dan itu penempatannya di Lampung (katanya sih rumah sakit tersebut buka cabang di Lampung). Gue udah ngayal bisa pulang sekalian ke rumah bareng saudara gue dan bahagianya lagi dari lampung kerumah gue hanya 7 jam. Rasanya bahagia banget hati ini. Gue gak sabar buka pdf yang belum di baca gara-gara di hape gue gak bisa kebuka. Setelah gue dapat email tersebut ada sms yang masuk di hape gue. 

Ini bukti SMS penipuannya (dengan no hape 082393322239
Gue semakin bahagia. Belum sempet membuka emailnya, BB gue berbunyi lagi dan ternyata itu komentar-komentar dari teman-teman yang dapat email surat panggilan tersebut. Mereka berkomentar bahwa itu penipuan, masak ada surat panggilan yang memesan nomor urut. Gue makin penasaran untuk membuka surat panggilan tersebut.

Sesampai di rumah gue langsung membuka surat panggilan tersebut lewat laptop plus sambungan internet (ya iyalah ernii..hehe). Bener sekali teman masak surat panggilan ada promo travel segala. Dan itu pastinya pembohongan publik. Astaqfirullah masih ada orang yang mencari keuntungan diatas porang yang lagi butuh pekerjaan. Itu sih gak seberapa penipuannya. Dan lebih parah lagi adalah cerita gue kedua.

Cerita yang kedua

Saat itu gue sedang menjelah dunia maya, sepeti biasa liat-liat sinopsis drama korea, lowongan kerja dan info pendaftaran kuliah. Lagi asyik-asyiknya di depan leptop hape gue berbunyi. Nomor tidak di kenal dan dilanjutkan sms. Sms itu sangat membuat gue syok bahagia sms dari dr Edwin PD 3 FK Undip (Penipu Pertama). Ini yang disebut bahagia banget. Gue dapet sms untuk pergi ke Bali di acara seminar gizi dari dikti. Siapa yang gak bahagia. Sempat sih logika berpikir gue jalan, tapi itu semua terkalahkan oleh kesenangan hati gue. Bali boook....Balii.... Katanya gue bisa dapat transport gratis lagi dan gue di suruh memberikan alamat rumah untuk diantarkan undangannya dan nomor rekening untuk biaya transportasi. Gue di suruh konfirmasi ke Pak Rektor (Penipu kedua). Jantung gue dek-dekan begitu cepat gak sanggup bicara dan akhirnya yang menelpon pak rektor mbakku.

Ini no hape dr. Edwin palsu 081511358698
Sekitar jam satu siang gue di sms nomor suratnya dan gue juga ditelepon oleh si penipu tersebut.

Penipu (yang mengaku dr. Edwin pd 3 FK Undip): Mba, di sana ada atm terdekat tidak?
Gue (dengan muka terhipnotis): Jauh pak ( dan memang untungnya jauh).
Penipu: Mba, sisa saldo di rek mba berapa? Ini nanti buat pertanggung jawaban di atasan.
Gue: 100 ribu, Pak (dengan wajah senyum-senyum malu).
Penipu: Mba, gak ada no rek lain selain di muamalat?, seperti mandiri atau BNI? Biar enak transfernya.
Gue: Gak ada mba, tapi kalau nomor rek saudara atau teman boleh tidak? (dodol banget)
Penipu: Boleh-boleh (dengan suara seneng)

Tanpa sadar atau gue dipengaruh hipnoptis si Bapak tersebut. Gue berusaha mencari nomor rek mandiri, dari mulai no rek saudara (Saudara gue seneng banget, gue mau ke Bali..Bali book) sampai no rek teman dan tetangga ckck (gue bener-bener merasa begok). Untungnya mbakku dan mba Fitri lagi pergi, otomatis gue gak ada yang bantu. Gue mulai putus asa dan gue selalu berdoa ( Ya Allah semoga ini rezeki..sampai segitunya coba ckck). Di tengah-tengah pencarian nomor rek, akhirnya mba Fitri datang. Gue langsung memeluknya dan langsung menanyakan dia ada nomor rek mandiri tidak. Mba Fitri mulai menyadarkan gue. Dia menipuk pundak gue dan menyuruh gue duduk. Dia menenangkan dan menyadarkan logika berpikir gue.

Mba Fitri: Erni..Sadar...ayo kamu ceritakan kenapa kamu bisa ke Bali.
Gue: Aku di sms PD 3 FK (Penipu Pertama) buat ke Bali untuk seminar dan aku di suruh untuk konfirmasi pak rektor (Penipu kedua).
Mba Fitri: Nah, sekarang kamu pikirin deh, gak mungkin pak rektor terjun langsung buat kamu ikut seminar itu.
Gue: Iya sih mba. Aku sempet mikir gitu, toh ada dosen-dosen gizi. Kok gak melalui mereka.
Mba Fitri: Itu dia..Kamu itu ketipu bener deh..Kalau kamu nanti ke ATM, kamu bakal dihipnotis dan tanpa sadar mentransfer semua uang di ATMmu ke nomor rek mereka. makanya mereka minta no rek Mandiri karena mereka ada no rek itu.
Gue:  Iya ya mba (Gue mulai sadar)....astagfirullah aku ketipu.. Mah (mbakku) juga ke tipu, untung ada mba Fitri.
Mba Fitri: Kamu kan masukin lamaran kerja secara online dan data-datamu sudah tersebar luas, itu dimanfaatin orang untuk nipu. Kamu harus hati-hati.
Gue: Iya mba..huhu..

Gue langsung inget saudara-saudara gue di rumah yang sudah tahu bahwa gue ke Bali. Gue harus cepet konfirmasi bahwa itu penipuan, nanti mereka cerita-cerita ke tetangga. Malulah gue gak jadi ke Bali. Gue cepet-cepet menelpon mereka.. gak jadi ke Bali book..Bye Bali..Haha


Dibalik cerita tersebut, gue mengambil hikmahnya. Semoga ini sebagai pembelajaran gue agar gue tidak tertipu lagi untuk kedepannya. Dan gue tetep harus bersyukur dalam keadaan gimana pun.
Read More




Kamis, 16 Januari 2014

Backpaker Yogya Hari Kedua Part 2 (6-7 Januari 2014)

Setelah kami mengantarkan mba Putri di stasiun. Kami mulai merencakan perjalanan selanjutnya.

Gue: Mau kemana? Prambanan Yuk....
Irma: Beneran mau ke Prambanan...
Gue: Iyah..aku belum pernah kesana...Pengen..
Irma: Aku udah sih tapi waktu SD..hehe..Ayook.

Sip. Keputusan kami pergi ke Candi Prambanan. Berdua..Iya berdua..Cuma berdua..Haha
Jam menunjukkan 02.45 sore. Sebelum menuju halte trans yogya malioboro kami menyempatkan membeli es krim terlebih dahulu untuk mengganjal perut. Tepat jam 03.00 kita sudah menaiki Trans Yogya.
Obrolan di Bus..

Irma : Nii..Ini jam berapa?
Gue: Jam tiga. Emang kenapa?
Irma:  Nii..Prambanan tutup jam berapa? Perjalanan kita sekitar satu jam lo.
Gue : Oh iya maa..terus gimana..kalo kita sampek sana Prambanan udah tutup gimana. Gak lucu kan.. Haha
Irma: Aduh udah gak mikir sangkin pengennya kesana..Haha..ya sudahlah.

Sebenarnya kaki gue mulai menunjukan respon menyuruh gue untuk istirahat dan mata ini mulai meredup. Sambil nunggu satu jam yang lama, mari kita tidur.

Sampai di Halte Trans. Kami bingung dimana letak Candi Prambanan. Kebingungan kami diketahui sama bapak tukang becak. Dia menghampiri kami dan menwarkan becaknya menuju Candi Prambanan. Kami pun memutuskan menaiki becak (Harga 15 K) daripada kami jalan kaki sampai di candi, candinya tutup. Lumayan jauh sih kalau jalan kaki dengan tenaga yang berkurang 40%.

Jam menunjukkan 04.15. kami mulai khawatir “Sempet gak ya liat candi”. Akhirnya gue memutuskan menanyakan sama tukang loketnya. Alhamdulillah tutupnya jam 05.15 sore.
"Ayo nii Foto..buat bukti kamu udah pernah masuk Candi Prambanan (kata irma)"
Oke deh...Chek it out...

Selamat datang di Candi Prambanan

Ini dia saya persembahkan Candi Prambanan (hehe..katro banget gue)

Anak ilang di Candi Prambanan..Hehe

Akhirnya ada foto berdua (kita  difotoin sama anak bandung yang pacaran di Prambanan..haha)


Coba perhatikan yang gue bawa. itu helm kalau ada2 apa, kepala bisa aman (ini pas masuk Candinya)


Hasil Jepretan Irma (haha semuanya sih). Semoga kau jadi fotografi propesional ya nakk...

Pengen ke Ramayana Ballet tempat pementasan terbuka. Gak bisa kesini, soalnya mulainya jam 7 malem sih bus trans cuma sampai jam 8 malem. 
Candi-candi yang belum jadi dibangun

Hari sudah sore..Ayo kita pulang..Sampai jumpa lagi Prambanan


Selesai juga perjalanan yogya selama dua hari ini. Terimakasih banyak atas kedatangan kalian berduaaa.....akuhhh seneng banget..Lope..lope deh.. 
Read More




Rabu, 15 Januari 2014

Backpaker Yogya Hari Kedua Part 1 (6-7 Januari 2014)

Akhirnya kami sampai di rumah gue di Bantul tepatnya di Bekelan Kasihan Bantul. Jalan satu-satunya menuju rumah gue adalah naik taksi (harga sekitar 20-25 K). Kami sudah merencanakan besok mau wisata ke Xt-Square ( Foto 3D) berangkat jam 09.00 pagi dari rumah biar sampai di xt squarenya sekitar jam 10.00 pagi pas banget bukanya xt square (10.00-22.00). Sebenarnya biar mb Putri gak telat pulang ke PWTnya (Udah dibujuk biar diundur pulangnya percuma gak mempan).

Sayang tinggallah sayang, rencana tinggalah rencana (haha agak lebay dikit). Keesokaan harinya, kami beranjak dari kasur sekitar jam 9.00 pagi, belum persiapan mandi, dandan, makan dan lain-lain pastilah berangkatnya siang. Apalagi mandinya si tuan Putri lama banget *Hadeh. Rencana mau makan soto pagi-pagi untuk mengganjal perut akhirnya diganti dengan mie goreng indomie *Ya tak apa asal nikmat. Sekitar jam 10.30an kami selesai melaksanakan tugas pribadi. Tinggal menghubungi taksi untuk keluar dari persembunyian. Gue yang santai aja karena mikirnya taksi pasti mudah didapat ternyata gak sesuai dengan pemikiran gue. Sudah 5 taksi dihubungi tapi tak bisa menjembut orang-orang cantik ini alias taksinya kosong. Untuk yang ke enam kalinya nyambi berdoa mengucap bismillah. Alhamdulillah taksi setia kawan bisa menjembut kami walaupun kami menunggu si bapak taksi sampai 30 menit, karena ceritanya si taksi nyasar cari alamat rumah ini. Untung dua makhluk itu sabar menunggu :D

Akhirnya kita sampai di halte Trans Yogya (iya ceritanya biar murah kita naek trans yang cuma 3 rebu kalau pakek taksi mungkin sampai 100 rebu). Sekitar 30 menit akhirnya sampek juga di Xt-Square. Pertama kali di pikiran kami bertiga “Kok sepi” mana pintu masuknya. Setelah bertanya ke petugas keamanan *kayaknya akhirnya studio poto itu pun ditemukan. Melihat poto-poto yang terpajang di loket sedikit takjub. Waw kok bisa yah lukisan terlihat nyata..hehe *Katro.

Oke check it out liat foto-foto alay hasil jebretan kamera barunya irma

Sebenarnya harga tiketnya 25 K, mungkin kalo udah lama jadi 50 K
Di pintu masuk kita sudah di sambut dengan mas tengkorak yang jualan tiket


Ini bukti irma bisa naik motor (iya naik doang..hehe)

Ups..Mb Putri saruuuuu


Mau ikut kite terbang gak pake sapu???

Ceritanya lagi menyeberang jembatan
Akhirnya ada foto betiga..hehe
Senyum gue lebih manis dari senyum Monalisa..hehe

Irma pengen banget foto sama jerapah, akhirnya tercapai juga ya nak keinginanmu
Ini dia artis dadakan kita...ciye..ciye

Ceritanya kita memutuskan untuk minta foto sama salah satu orang yang ada disana

Sekitar satu jam keliling-keling melihat lukisan dan bernarsis ria. Kami pun menuju mushola  yang terletak di samping gedung xt-square. Tempatnya sejuk ada sedikit taman di sana kami beristirahat sejenak disana.

Moshala Xt-Square

Sekitar jam 1 an kita keluar dari Xt-square langsung menuju halte trans. Perut kami mulai berteriak untuk diisi dari pada bingung cari makan dimalioboro kami memutuskan beli makan di deket Xt-square. Makan bakar-bakaran  ya maksudnya ada lele bakar, ayam bakar, dll. Rasanya enak sih tapi sayang sambal gak pedes.

Kami menaiki trans yogya menuju  halte depan taman pintar untuk mengantar mb putri ke stasiun lempunyangan. Sampai di depan taman pintar kita menaiki satu becak betiga *yah bayangkan saja untuk berat kami bertiga tidak mencapai 50 kg. Tawar menawar dengan bapaknya akhirnya kita sepakat harga becak 15 K *Lumayan murah. Jam sudah menunjukkan jam 2 siang, ditiketnya mb putri tertulis keberangkatan kereta api jam 2.30 sore. Semoga aja gak telat.
Akhirnya sampai juga di Stasiun Lempuyangan, berpisah deh dengan mb putri. Terimakasih mb putri atas kedatangannya. See you.

Gue masih ada cerita lagi tentang perjalanan gue sama irma. Pastinya seru dan lucu..

Read More




Selasa, 14 Januari 2014

Backpaker Yogya Hari Pertama (6-7 Januari 2014)

Sudah 10 hari saya tidak menulis di blog ini. Bukan masalah saya malas menulis tapi alasannya adalah saya sibuk untuk memegang notebook. Selama 10 hari saya disibukkan dengan aktifitas travelling. I like it...

Tepatnya hari senin, gue menyambut tamu spesial yang datang jauh-jauh mengunjungi gue. Mbak Putri yang cantik  dari Purwokerto dan Temenku yang tersayang Irma dari Semarang. Selamat datang ditanah Yogya.
Sebelum mereka merencakan ke Yogya, gue mulai berpikir untuk mengajak mereka muter-muter Yogya. Tapi gue bingung pakek apa?? Tiga makhluk ini tidak bisa mengendarai motor *Kasian. Padahal Yogya tanpa Motor sulit untuk backpakeran. Okeh, itu tidak penting. Yang penting adalah kebahagiaan bersama. Oh iya ada satu jalan yaitu memakai Trans Yogya.

Pertama kali datang pastilah mb putri. Dari Purwokerto-Yogya naik kereta api  membutuhkan waktu tiga jam dengan biaya transportasi 50K untuk kereta ekonomi (udah enak kok) berangkat dari Stasiun Purwokerto mampir bentar di Stasiun Kutoarjo dan turun di Stasiun Lempuyangan. Dari Stasiun Lempuyangan kami naik becak dengan harga 10 K ke Malioboro. Perut mb Puti mulai lapar (kalau gue udah sarapan ceritanya), akhirnya kita menuju tempat jualan pecel-pecel lokasinya tepat di depan pintu masuk pasar Bringharjo. Di sana kita mulai memesan pecel yang harganya 10K, lumayan buat ganjal perut. Kalau untuk wisata kuliner di Yogya gue gak begitu tahu, Yogya terkenal dengan makanan manis dan kami tidak menyukainya.

Sambil menunggu Irma datang dari Semarang, kami berjalan-jalan dulu sekitar Malioboro (ke Miroto). Oh iya, untuk biaya transportasi dari Semarang-Yogya pakai Bus Ramayana sebelas dubelas  harganya sama Nusantara  40K membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam. Kalau mau lebih murah pakai bus ekonomi ajah hanya 24K (Ini kendaraan yang biasa gue gunaiin kalau mau ke Yogya-Semarang hehe). Berhubung si Irma butuh kenyamanan lebih enak pakai Nusantara.

Sekitar jam 12.30 akhirnya si Irma datang. Lokasi pertama yang dituju adalah menitipkan barang bawaan mereka yang banyak. (Maklum, kita langsung jalan gak pulang ke rumah soalnya kejauhan). Pentipannya pastilah ditempat swalayan Mall Ramai disanakan biasanya ada tempat penitipan barang. Sudah selesai semua barang dititipin kita menuju musola di tempat toko pakaian muslim Al-Fath (Musola disini enak banget). Sudah siang,kita mulai mencari makan (bingung lagi mau makan dimana). Makan di samping Mall Ramai. Mm... jangan coba makan disini udah mahal terus makanannya tidak begitu menggairahkan.
Selesai makan gue merencanakan mengajak mereka ke Museum Benteng Vredeburg (gue belum masuk di museum ini..Haha *Kasian). Tapi, sayang museumnya lagi nggak bukak (Kenapa ya?).Oke rencana kedua gue adalah ke Taman Pintar Yogyakarta. Ini tempat wisata yang menurut gue mencerdaskan anak bangsa. Hehe. Ini kedua kalinya gue maen disini.
Taman Pintar Yogyakarta
Kami  dengan berjalan kaki dari Malioboro menuju Taman Pintar (lumayan deket).Setelah sampai di Taman Pintar, ada tulisan di loketnya “hari senin ditutup kecuali libur nasional”. Kami pun mendadak kaget. Gue memberanikan diri ke loket untuk bertanya.
Gue: Mas, buka kan?
Mas Loket: Iya, untuk berapa orang?
Gue: Untuk 3 orang mas
Mas Loket: Mahasiswa, ya?
Gue: (menganggukkan kepala, haha. Sebenarnya kite bukan mahasiswa lagi tapi pengacara (Penganggur banyak Acara).

Akhirnya berhasil juga masuk Taman Pintar dengan harga 15 k/ orang. Di mulai pintu dengan melihat sejarah-sejarah Yogya dan disana adaa lukisan-lukisan presiden. Dari presiden Soekarno sampai Presiden SBY. Dari ke Enam Presiden tersebut, yang keliatan gagah menurut kami pak Soekarno sama pak SBY. :D

Semua yang ada di taman pinta kami telusuri kecuali bioskopnya, permain yang ada disana juga kami coba.
Alhamdulillah sepertinya Taman Pintar, tempat wisata yang mengesankan. Tapi keadaan mulai gak seru, kami ingin foto-foto di depan Taman Pintar gak bisa soalnya setelah kami turun dari gedung menuju ke lantai bawah, Yogya mulai di guyur hujan. Akhirnya kami menunggu hujan dulu sampai reda di food courtnya taman pintar . Kami makan somai (8 k/porsi) dan es krim (5 k) untuk mengisi perut menuju perjalanan selanjutnya.

Setelah ke taman pintar gue mengajak mereka ke Sekatenan (pasar rakyat) dengan keadaan Yogya yang masih hujan rintik. Ternyata mereka gak berkesan ke Sekaten soalnya becek. Akhirnya kita kembali lagi ke Mall Ramai untuk mengambil barang dan hunting kamera DSLRnya Irma.
Sesampainya di Ramai, kami mulai mencari tempat toko yang jual kamera dilantai dua, karena gue gak berbakat sebagai guide, kami muter-muter saja di sekitar lantai dua tempat jualan hape. Gue mulai inget, kayaknya tempat kamera satu lokasi dengan jualan laptop yaitu dilantai 3. Akhirnya sampai juga di tempat penjualan kamera, satu toko cukup untuk meyakinkan Irma membeli kamera yang udah lama dia inginkan.
Sebenarnya gue masih ada rencana lagi mau mengajak mereka ke Taman Lampion, karena cuaca Yogya yang mendung, akhirnya rencana kami batal.

Oh ya ada cerita lagi. Gimana nasib barang yang kami titipkan???? Haha
Mba penunggu barangnya tahu kalau kami nitipin barang bukan untuk masuk swalayan, kayaknya mbanya kesel deh..haha, mimpi apa mbaknya semalam.
Ini hari pertama yang kami lewatkan bersama di Yogya, masih ada hari kedua.

Bersambung


Read More




Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML